Mediasahabat.com-Gowa, 13 Agustus 2025, Pondok Pesantren Darul Ulum Pakkatto, Kabupaten Gowa, kini memulai langkah nyata menuju kemandirian pangan dengan mengadopsi teknologi budidaya ikan nila sistem bioflok. Kegiatan ini dilaksanakan melalui program Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, Pemberdayaan Masyarakat Pemula (PMP) yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM). Pesantren yang menaungi lebih dari 225 santri jenjang MTs dan MA ini selama ini sepenuhnya bergantung pada pasokan ikan dari luar, dengan konsumsi mencapai ±30 kg per minggu. Kondisi tersebut tidak hanya membebani biaya operasional, tetapi juga membuat kualitas dan kontinuitas pasokan sulit dikendalikan. Padahal, pesantren memiliki potensi besar dengan lahan terbuka ±110.000 m² dan dua kolam bundar beton yang selama ini belum dimanfaatkan optimal.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diawali pada 29 Juni 2024 dengan survey lapangan di Pondok Pesantren Darul Ulum Pakkatto. Tim melakukan pengecekan lokasi, kondisi lahan, serta berdiskusi dengan pihak pesantren mengenai kebutuhan dan potensi pengembangan budidaya ikan nila.
Memasuki awal Juli hingga akhir Juli 2024, tim melanjutkan dengan rancang bangun media budidaya sistem bioflok. Pada tahap ini dilakukan pembersihan kolam beton yang sudah ada, pembangunan kolam baru, pemasangan sistem aerasi, serta penyiapan sarana pendukung.
Puncak kegiatan berlangsung pada 13 Agustus 2024 melalui pelatihan teknik budidaya ikan nila dengan sistem bioflok. Santri dan pengelola pesantren dilatih langsung mulai dari cara menyiapkan air kolam, menebar bibit, mengatur pakan, hingga menjaga kualitas air.
Untuk memastikan keberlanjutan program, tim juga melakukan pendampingan kepada mitra pada 16 Agustus 2025. Pendampingan ini mencakup pemantauan perkembangan ikan, evaluasi sistem bioflok, serta memberikan solusi atas tantangan yang dihadapi selama proses budidaya.
Tim pelaksana program ini dipimpin oleh Dr. Rina, S.Pd., MM dari STIM LPI Makassar, didampingi Dr. Andi Hendra Syam, SE., M.Si dari STIM LPI Makassar, serta Nurjannah Bando, SP., M.Si dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Dua mahasiswa juga ikut terlibat, membantu jalannya kegiatan dari awal hingga akhir. Mereka bukan hanya datang memberi materi tentang teknik budidaya ikan, tapi juga menuntun para santri agar mampu mengelola usaha perikanan secara mandiri di masa depan.
Ketua tim, Dr. Rina, berharap pelatihan ini menjadi awal lahirnya keterampilan wirausaha di pesantren. “Kami ingin para santri punya bekal nyata. Setelah lulus, mereka bisa membuka usaha sendiri atau membagikan ilmu ini kepada warga sekitar. Jadi manfaatnya akan terus berlipat ganda,” ujarnya.
Dengan luas lahan yang masih banyak belum dimanfaatkan, semangat gotong royong yang kental, serta dukungan teknologi tepat guna, Ponpes Darul Ulum Pakkatto punya peluang besar untuk menjadi pesantren percontohan mandiri pangan di Gowa. Bukan tak mungkin, suatu saat nanti ikan nila segar hasil kolam bioflok pesantren ini bukan hanya memenuhi meja makan santri, tapi juga ikut meramaikan pasar di sekitarnya.